SITUS KEAGAMAAN PROVINSI JAWA TIMUR

SITUS KEAGAMAAN PROVINSI JAWA TIMUR
KABUPATEN PACITAN



 KABUPATEN PONOROGO
Makam di Ponorogo
1.   Makam Kyai Ageng Besari di Tegalsari Jetis Ponorogo
2.   Makam Bathoro Katong di Setono Jenangan Ponorogo

Masjid-masjid bersejarah di wilayah kab Ponorogo
1.      Masjid Jami' Pasar Pon kota lama
2.      Masjid Setono Jetis
3.      Masjid Tegalsari
4.      Masjid Jami' Coper
5.      Masjid Jami' Josari
6.      Masjid Jami' Gentan
7.      Masjid Agung RM AA Cokronegoro
8.      Masjid Jami' Imam Puro



 KABUPATEN TRENGGALEK



 KABUPATEN TULUNGAGUNG
1.   Masjid Al-Mimbar berada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru merupakan masjid tertua di Kabupaten Tulungagung. Masjid ini peninggalan KH. Hasan Mimbar, salah satu Ulama besar dimasa kerajaan Mataram. Sampai sekarang Masjid Al-Mimbar masih berdiri kokoh. Berbagai aktivitas keagamaan diadakan di masjid ini. Bagaimana peranan Masjid Al-Mimbar terhadap perkembangan Islam di Kabupaten Tulungagung
2.   Masjid Tawangsari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung sangat dikenal oleh masyarakat Tulungagung dan sekitamya. Masjid ini peninggalan Kyai Abu Mansur dari Mataram, salah satu Ulama besar
3.   Makam Pangeran Benowo yang berada di daerah pantai Popoh, Bedalem
4.   Mas­jid Tiban Macanbang, yang terletak di salah satu sudut Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. “Masjid ini, tiba-tiba ada dan difungsikan sebagai tempat ibadah oleh warga,”
5.   Makam Zainal Abidin atau yang biasa disebut Sunan Kuning, yang dimakamkan di Dusun Krajan, Desa Macanbang, Kecamatan Gondang. Selama menjalankan tugas, banyak halangan yang dihadapi. Makam Sunan Kuning memang sudah menjadi salah satu tempat yang ramai diziarahi, terutama di malam Jumat Legi. Tak hanya dari Tulungagung dan sekitarnya, tetapi juga dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.
6.   Syekh Basyaruddin, guru besar bupati pertama Tulungagung, Tumenggung Ngabei Mangoendirono, Syekh Basyaruddin juga merupakan penyebar agama Islam pertama di dusun Srigading.
7.   Syekh Basyaruddin adalah keturunan Syekh Abdurrahman bin Syekh Abdul Mursyad (Setono Landean, Kediri) bin Muhammad Hasan Basyari, Ponorogo. Beliau hijrah dari tempat tinggalnya di Ponorogo dan menyebarkan agama Islam di Tulungagung, Jawa Timur. Tepatnya di dusun Srigading, Bolorejo, Kauman, Tulungagung




 KABUPATEN LUMAJANG



 KABUPATEN BONDOWOSO



 KABUPATEN SITUBONDO
1.      Makam KH. Asad Syamsul Arifin, saat ini sedang di usulkan untuk memperoleh gelar pahlawan Nasional, alamat PP. Salsfiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo



 KABUPATEN PROBOLINGGO



 KABUPATEN PASURUAN



 KABUPATEN SIDOARJO
1.   Masjid Agung Sidoarjo,
2.   Makam Bu Nyai Sekardadu di daerah terpencil kepetingan  Ibunda Sunan Giri
3.   Makam KH Ali Mas'ud Pagerwojo Buduran
4.   Masjid Jamik Al Abror Pekauman Sidoarjo



 KABUPATEN MOJOKERTO
1.         Makam Syeh Jumadil Kubro Trowulan
2.         Makam Sunan Pangkat/ Sunan Krapyak di dekat pemandian air panas padusan Pacet



 KABUPATEN JOMBANG



 KABUPATEN NGANJUK



 KABUPATEN MAGETAN



 KABUPATEN NGAWI



 KABUPATEN BOJONEGORO



 KABUPATEN TUBAN



 KABUPATEN LAMONGAN
Kab. Lamongan :
1.      Makam Sunan Drajat

Di Paciran Lamongan :
1.      Masjid dan Makam Sunan Sendang Duwur di Paciran Lamongan
2.      Makam Joko Tingkir di Maduran Lamongan
3.      Makam Mbah Lamong (Bupati Lamongan Pertama) di Kec. Lamongan
4.      Makam Gunung Ratu (Ibunda Gajah Mada) di Kec. Ngimbang
5.      Makam Ibunda Sunan Giri di Kec. Sugio



 KABUPATEN GRESIK
1.   Makam Maulana Malik Ibrahim
2.   Makam Sunan Giri.
3.   Makam Maulana Malik Ibrahim
4.   Makam Sunan Giri
5.   Makam Fatimah binti Maimun di desa Leran
6.   Makam Kanjeng Sepuh di Sidayu.


 KABUPATEN BANGKALAN 



 KABUPATEN SAMPANG
1.   Sekitar tahun 1623 M ketika Madura berhasil ditaklukkan oleh kerajaan Mataram, istana kerajaan dipindahkn kembali ke Madegan Polagan. Ki Demang merupakan salah satu raja keturunan Majapahit yang sudah memeluk islam. Ia adalah kakek dari Panembahan Lemah Duwur (1531-1592) yang kemudian dikenal sebagai pendiri Masjid Polagan Sampang dimana sampai saat ini masih dikramatkan oleh sebagian besar mayarakat, sehingga sering dijadikan tempat melakukan sumpah pocong oleh hampir semua kalangan. Panembahan lemah duwur dikenal sebagai seorang raja yang berjasa meletakkan dasar-dasar kepemimpinan Islam d Madura, khususnya di Sampang. Ia adalah Ayah dari Pangeran Tengah (1592-1621) yang beristerikan Ratu Ibu I, yang sampai saat ini makamnya berada di makam raja-raja Madegan Polagan Sampang.
2.   Bujuk Aji Gunung. Empu Bageno Patih dari Panembahan Lemah Duwur dalam menjalankan amananya menyiarkan agama Islam mengutus putranya Raden Kobul untuk menyiarkan agama islam di Sampang. Tempat tinggalnya di Kampung Panyepen Kelurahan Dalpenang, dikatakan panyepen karena sebelum menyiarkan ilmu islam terlebih dahulu harus nyepi dalam sebuah liang lahat persegi panjang. Sesudah mendapat ijin dari Allah barulah beliau memulai tugasnya menyebarkan agama islam. Diantars sekian banyak santri ada 3 santri yang berpangkat waliyullah yaitu 1. Kyai Abdurrohman Agung Raba, Pademawu Pamekasan 2. Buyut Abdul Alam, Prajjan Camplong 3. Buyut Abdul Jabbat Napo Omben. Ketiganya mempunyai kesaktian / karomah yang luar biasa sebagai anugerah Allah. Sisa penggalian buyut Raden Kabul (buyut Aji Gunung) yaitu surau atau langgar yang terletak dekat kediaman Kyai Khotibul ( Alm). Bahwa Raden Kabul alias bujuk Aji Gunung lah yang menurunkan ulama'-ulama di Madura termasuk yang berdomisili di luar Madura.



 KABUPATEN PAMEKASAN



 KABUPATEN SUMENEP
1.      Asta tinggi (Makam Raja-Raja Sumenep)
2.      Masjid Jamik Sumenep ( peninggalan Raja Sumenep)
3.      Asta Sayyid Yusuf di Kec Talango
4.      Bujuk Panaongan (Asta para Masyayikh yg baru di temukan di Kec. Pasongsongan)



KOTA KEDIRI



 KOTA MALANG



 KOTA PROBOLINGGO



 KOTA PASURUAN
1.      Makam Habib Alwi bin Segaf bin Assegaf lokasi depan SMUN2 - Kota Pasuruan.
2.      Makam Kyai Darmoyudho, lokasi di desa Prodeso, belakang kantor pajak Kota Pasuruan.
3.      Makam Mbah Slaga, Nyai Ratu Ayu Beri, lokasi di samping stadion Kota Pasuruan.
4.      Makam Surga - Surgi, Kyai Abdul Hamid bin Abdullah Umar, Kyai Achmad Chusaeri, Habib Ja'far bin Syaikhan, Kyai Mas Imam, lokasi di belakang Masjid Jamik Al Anwar Kota Pasuruan.
5.      Makam Kyai Abdul Ghofur/Sepuh, lokasi di desa Gentong dekat pertigaan gentong Kota Pasuruan.
6.      Makam Mbah Ghozali lokasi di desa Petahunan dekat perkampungan.
7.      Makam Mbah Umar Ajimat lokasi di depan perumahan Gading Permai, belakang cafe tahu
8.      Makam Mbah Mas Chotib adik Mbah Selaga lokasi di samping Boma Bisma Indra desa Ngemplak.
9.      Makam Mbah Joe pendiri desa Mandaran Rejo lokasi di belakang Masjid Al Ikhlas Mandaran Rejo.
10.  Makam Mbah Walidiran, lokasi di belakang soto Cemara Bugul Kidul kota Pasuruan.
11.  Makam Mbah Qoriba lokasi dekat dengan pertigaan Lecari atau SMPN 5 Kota Pasuruan.
12.  Makam Mbah Arief, Mbah Abdulrahman, Mbah Kendil Wesi Lokasi desa Mantren Segoropuro dan depan pabrik Samsung Rejoso kab. Pasuruan.
13.  Mbah Amin lokasi di desa Sedengan Kedawung, Kab. Pasuruan.
14.  Makam Mbah Soleh Semendi, lokasi di Winongan dekat dengan pabrik Aqua kab. Pasuruan.
15.  Makam Mbah Sakarudin, Mbah Sa'as ( leluhur Mbah Selaga ), lokasi di belakang Masjid Tiban desa Keboncandi kab. Pasuruan.
16.  Makam Lowo Ijo ( Syeh Jalaludin ), lokasi di belakang Stadion Pogar Bangil, kab. Pasuruan.
17.  Makam Mbah Dol lokasi Bangil
18.  Makam Habib Abdullah al Hadad cucu pengarang Rotib Al Hadad, lokasi desa  Sangeng belakang alun alun Bangil.
19.  Makam Sarwani Al Banjari leluhur Tuan Guru Martapura, Lokasi Bangil.
20.  Makam Syarifah Khotijah ( Cucu Sunan Gunung Jati ), lokasi Swadesi Bangil kab. Pasuruan.
21.  Makam Raden Bagus Cilik, lokasi depan POM bensin Raci - PIER, ada pekuburan umum masuk terus kelihatan musholah dan makamnya di sebelah musholah.



 KOTA MADIUN
Data masjid bersejarah kota Madiun
1.      Masjid Agung Baitul Hakim,barat alon-alon kota madiun.
2.      Masjid Jami' Nurhidayatulloh, Kuncen Kota Madiun.
3.      Masjid Besar Kuno Taman Kota Madiun



 KOTA SURABAYA



 KABUPATEN BANYUWANGI
1.      Makam datuk Ibrahim



 KABUPATEN BLITAR



 KABUPATEN JEMBER



 KABUPATEN KEDIRI
1.      Sejarah Makam Aulya’ Kediri
Tempat Kompleks makam Aulia’ Kediri berada di perbatasan antara Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Kediri,terletak di dusun Tambak,desa Ngadi,Kecamatan Mojo-Kabupaten Kediri.

Pada saat perang Diponegoro sekitar tahun 1825 semua pasukan perang Diponegoro melarikan diri kesebelah timur lereng Gunung Wilis,dan membuka (membabat) hutan didaerah itu dengan menugaskan Kyai Imam Ashari (Senoatmojo). Sampai akhirnya menemukan tiga makam yang menjadi cikal-bakal terbentuknya kompleks makam Aulia’ Kediri. Tiga makam tersebut adalah makam dari Syekh Maulana Abdul Qodir Khoiri,Syekh Maulana Abdullah Sholleh, Syekh Maulana Muhammad Herman/Aruman.
(Sumber : Dikutip dari Blog edukasi/PENDIDIKAN Oleh: Denok Ayu Putri Wulandari dan Muhammad Ainun Najib, Jumat, 24 September 2010)

Kyai Imam Ashari (Senoatmojo), nama lengkapnya adalah Kyai Ali Basyirun Senoatmojo, orang-orang tua atau sesepuh desa disekitar Ngadi dulu kala menyebutnya Kyai Imam Ngas'ngari, yang pengucappannya terpengaruh oleh bahasa Jowo, misalnya Mbah 'Aliman menjadi Mbah Ngaliman. Jadi nama beliau sebenarnya adalah Kyai Imam Asy'ari atau Kyai Ali Basyirun Senoatmojo, Beliau dimakamkan di makam desa Ngadi di posisi agak tengah sebelah Barat di tepi sungai yang cukup curam. Dalam pelariannya untuk menyamarkan nama beliau agar selamat dari kejaran Belanda maka beliau menggunakan nama Kyai Asy'ari atau Kyai Ngas'ngari . Saat itu Beliau hanya membawa dua orang anaknya. seorang anak laki-lakinya yang bernama Ma'sum dan seorang anak perempuannya (Maaf belum ada sumber yang menyebutkan namanya). Ma'sum inilah yang ketika dewasanya dikenal dengan nama Kyai Imam Nawawi yang makamnya terletak di belakang masjid lama Dusun Tambak (Makam Auliya' masih ke arah barat dari jalam aspal masuk ke kiri).
Keturunan Kyai Imam Nawawi diantaranya adalah Kyai Imam Samuri (Kyai Imam Samuri menjadi dukun sunat) dan Kyai Imam Mimbar (Kyai Imam Mimbar menjadi pimpinan seni jaranan di desa Tambak. Ngadi).Keduanya dimakamkan di komplek makam keluarga di sebelah barat masjid lama Tambak. Kyai Imam Samuri memiliki anak-anak yang menempati tempat tinggal di sebelah utara masjid lama Tambak Ngadi, dan mengelolah lembaga pendidikan yang ada di sekitar komplek tersebut. Kyai Imam Mimbar memiliki dua orang istri dan memiliki empat orang putra serta lima orang putri. Keturunan Kyai Imam Mimbar, yang berdomisili di Dusun Tambak Ngadi Kediri dan menempati lahan rumah Kyai Imam Mimbar yang dulu adalah Almarhum Bapak Wiyoso dan anak turunnya hingga sekarang.
KH. Hamim Thohari Jazuli atau yang dikenal dengan nama Gus Miek, juga mengakui dan masih melihatnya sendiri pada zaman itu bahwa kedua Kyai tersebut, yaitu Kyai Imam Samuri dan Kyai Imam Mimbar keduanya adalah keturunan Pangeran Diponegoro yang berada di dusun Tambak Ngadi Kediri. Pengakuan Gus Miek ini terungkap dari kumpulan "Dawuh-dawuh Gus Miek", (Tex Lengkap) pada dawuh nomor 28 sebagai berikut :

Dhawuh 28
Makam ini yang menemukan keturunan Pangeran Diponegaoro. Dulu, desa ini pernah dibuat istirahat oleh pangeran Diponegoro. Di desa ini tidak ada shalat dan tidak ada apapun. Keturunan Diponegoro ini ada dua, yang satu menjadi dukun sunat tetapi kalau berdandan nyentrik, sedang adiknya jadi pemimpin seni jaranan
Diantara alasan mengapa Gus Miek membeli tanah di sekitar Dusun Tambak Ngadi yang akan dijadikannya makam Auliya' seperti sekarang ini, dan beliau juga waktu masih sugengnya berwasi'at , agar dimakamkan di makam auliya' ini, padahal Gus Miek juga mempunyai komplek makam keluarga yang berada di komplek Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, adalah karena adanya tiga makam tua yaitu makam tiga orang waliyullah tersebut di atas Tiga makam tersebut adalah makam dari Syekh Maulana Abdul Qodir Khoiri,Syekh Maulana Abdullah Sholleh,Syekh Maulana Muhammad Herman/Aruman. Hal ini terungkap dalam dawuh-dawuh Gus Miek, yaitu dawuh nomor 23 dan dawuh nomor 30 sebagai berikut :

Dhawuh 23
Di bukit ini terdapat 3 tiang kokoh (panutan), yaitu (1) Syaikh Abdul Qodir Khoiri, seorang wali yang penuh kasih, (2) Abdul Sholih As-Saliki, seorang wali yang terus menjaga wudhunya demi menempuh jalan berkah, (3) Muhammad Herman, ia adalah wali penutup, orang-orang terbaik berbaur dengannya. Wahai tuhanku, berilah manfaat dan berkah mereka. Kumpulkan aku bersama mereka.

Dhawuh 30
Di tambak itu, kalau bisa bersabar, akan terasa seperti lautan, dan kalau bisa memanfaatkan, akan banyak sekali manfaatnya. Tapi kalau tidak bisa memanfaatkan, ia akan bisa menenggelamkan.

2.      Ponpes Pertama di Kediri
Berawal dari perang diponegoro antara th 1925-1930,ketika Pangeran Diponegoro ditangkap, pasukan bubar dan melarikan diri,yang sebagian besar kearah jawa timur, tidak jelas siapa nama aslinya karena alasan keselamatan dari kejaran belanda sering pindah tempat dan nama,setelah lama pindah" ketemulah sebuah tempat yg tersembunyi jauh dari jalan raya karena tempatnya ditepi jurang dan banyak bambu uluh (bambu bahan seruling)sehingga tempat tersebut diberi nama Juranguluh hingga kini,ketika di Juranguluh ini beliau terkenal dengan nama Mohammad Ma'ruf nama aslinya tidak ada yang tahu termasuk mbah Nyai Sepuh, juga tdk tahu nama asli Kyai Mohammad Ma'ruf. Istri beliau bernama Nyai Hj Aminah keturunan Banjarmlati Kediri,dikaruniai 2 putri & 1 putra,yaitu Maryam,Siti Fatimah,dan M. Haromain (Kormen),Nyai Maryam dinikahi KH Abdul Wahab dikaruniai 5putra 4 putri,Mbah wahab begitu beliau dipanggil,meski umurnya masih muda,beliau banyak mewarisi kanuragan dari sang mertua yg konon terkenal sakti, ketika KH Mohammad Ma'ruf wafat th 1892 beliau menggantikan sang mertua memimpin pesantren dan perjuangan beliau membimbing masyarakat. Menurut keterangan KH Imam Yahya Makhrus Lirboyo, bahwa sebelum KH Makhrus berangkat ke Surabaya ketika agresi Belanda beliau sowan ke Juranguluh bersama  tentara glatik untuk mengatur setrategi,bahkan KH Zaenudin Djazuli Ploso pernah dawoh bahwa beliau KH Djazuli mengungsi ke Juranguluh ketika terjadi agresi belanda ke 2,tetangga pesantren dulu banyak yg punya mortir untuk ganjal pintu,karena alasan keamanan mortir" itu akhirnya diamankan oleh koramil Mojo, menurut keterangan para tetua,bahwa didepan masjid dulu ada sumur besar untuk menimbun senjata rampasan pedang samurai dan lain-lain. KH Abdul Wahab juga terkenal sakti terbukti dimasa pasca kemerdekaan ketika terjadi pemberontakan G30/S PKI, beliau banyak menggembleng para pemuda Anshor dan masyarakat yg membutuhkan.sekarang sampai pada generasi ke 6 pesantren Al Ma'ruf memiliki unit pendidikan mulai TPA, RA,MI dan PPTQ Al Ma'ruf.
3.      Pondok Pesantren Al-Jauhar, Masjid At Taqwa, Rumah Alm Kiai Makhrus Aly di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kediri. Adalah tempat bersejarah yang menjadi saksi peristiwa penyerangan PKI.
Pada 13 Januari 1965. Kala itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 04.30. Ia dan 127 peserta pelatihan mental Pelajar Islam Indonesia (PII) sedang asyik membaca Al-Quran dan bersiap untuk salat subuh. Tiba-tiba sekitar seribu anggota PKI membawa berbagai senjata datang menyerbu. Sebagian massa PKI masuk masjid, mengambil Al-Quran dan memasukkannya ke karung. Selanjutnya dilempar ke halaman masjid dan diinjak-injak. Para peserta pelatihan digiring dan dikumpulkan di depan masjid. Semua panitia diikat dan ditempeli senjata. Massa PKI juga menyerang rumah Kiai Jauhari, pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhar dan adik ipar pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Makhrus Aly. Ayah Gus Maksum itu diseret dan ditendang ke luar rumah.  Selanjutnya, massa PKI mengikat dan menggiring 98 orang, termasuk Kiai Jauhari, ke markas kepolisian Kras dan menyerahkannya kepada polisi. Di sepanjang perjalanan, sekelompok anggota PKI itu mencaci maki dan mengancam akan membunuh. Mereka mengatakan ingin menuntut balas atas kematian kader PKI di Madiun dan Jombang yang tewas dibunuh anggota NU sebulan sebelumnya.
Kejadian itu dikenal sebagai Tragedi Kanigoro pertama kalinya PKI melakukan penyerangan besar-besaran di Kediri. Penyerbuan di Kanigoro menimbulkan trauma sekaligus kemarahan kalangan pesantren dan anggota Ansor Kediri, yang sebagian besar santri pesantren. Memang kala itu para santri belum bergerak membalas. Namun, seperti api dalam sekam, ketegangan antara PKI dan santri makin membara.



 KABUPATEN MADIUN
Data masjid bersejarah kota Madiun
1.      Masjid Agung Baitul Hakim, barat alon-alon kota Madiun.
2.      Masjid Jami' Nurhidayatulloh, Kuncen Kota Madiun.
3.      Masjid Besar Kuno Taman Kota Madiun
Data masjid bersejarah kota Madiun
1.      Masjid Agung Baitul Hakim, barat alon-alon kota Madiun.
2.      Masjid Jami' Nurhidayatulloh, Kuncen Kota Madiun.
3.      Masjid Besar Kuno Taman Kota Madiun



 KABUPATEN MALANG
Situs keagamaan Kab Malang
1.      Makam Mbah Thohir 'Bungkuk' Singosari, Pondok Pesantren Miftahul Falah, Masjid At-thohiriyah
2.      Pondok Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen
3.      Petilasan Makam RM Imam Soejono (Gunung Kawi)



 KOTA BATU



 KOTA BLITAR



 KOTA MOJOKERTO
1.     KH. AHYAT HALIMI, lahir di Mojokerto tahun 1917.  Beliau sebelum menjadi Kyai, beliau dikenal sebagai pejuang Hizbulloh bersama dengan KH. Nawawi dan juga dengan KH. Yusuf Hasyim Asyari, setelah Indonesia merdeka beliau pernah menjadi anggota konstituante, dalam waktu yang tidak lama beliau pernah jadi Katib (kalau istilah sekarang adalah Penghulu) di KUA kec. Kota Mojokerto sekitar tahun 1950an, gajinya tidak pernah diambil, tetapi diberikan kepada anak buahnya. sekitar th 1954 beliau ngajar ngaji di surau-surau dengan masyarakat sekitar.
Dengan berkembangnya zaman sekitar tahun 1965 kemudian beliau mendirikan Ponpes Sabilul Muttaqin di jl. Wahid Hasyim Mojokerto, selain itu beliau banyak ide utk mendirikan lembaga-lembaga Pendidikan (SMP dan SMA Islam Brawijaya), Rumah Yatim RS SAKINAH Mojokerto.
Beliau dikenal masyarakat sebagai Pejuang Kemerdekaan, Pejuang Islam, Dermawan, Sufi serta Zuhud.
Beliau wafat 10 Pebruari 1991, dimakamkan di makam keluarga, jl Wahid Hasyim Mojokerto.
Perjuangan beliau dilanjutkan oleh menantu beliau yaitu KH Muthoharun Afif, LC, MHI, yang juga sebagai ketua MUI kota Mojokerto(2 periode, sampai sekarang).
Setiap tahun (haul wafat beliau) dihadiri ribuan masyarkt, dari dalam dan luar kota mojokerto.



Leave a Reply